Israel Lumpuhkan Rudal Iran Pakai Ketapel Nabi Daud, Ternyata Canggih
Ketegangan antara Israel dan Iran kembali mencuri perhatian dunia setelah Israel sukses menangkis serangan rudal
yang diluncurkan oleh Iran. Yang menarik perhatian dari kejadian ini adalah penggunaan sistem pertahanan canggih yang dijuluki
“Ketapel Nabi Daud” atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai David’s Sling. Sistem ini berhasil melumpuhkan
rudal Iran sebelum mencapai wilayah sensitif, menunjukkan kemampuan teknologi militer Israel yang semakin maju dan teruji di medan nyata.
Keberhasilan ini sekaligus memperlihatkan bagaimana pertahanan udara modern telah berkembang menjadi alat vital
dalam menjaga kedaulatan negara dari ancaman luar. Sistem David’s Sling menjadi sorotan dunia
tidak hanya karena efektivitasnya, tetapi juga karena kecanggihannya yang menyaingi sistem pertahanan mutakhir
lainnya di dunia seperti THAAD milik AS atau S-400 milik Rusia.

Apa Itu Ketapel Nabi Daud?
“Ketapel Nabi Daud” adalah nama lokal dari David’s Sling, sistem pertahanan udara jarak menengah hingga
jauh yang dikembangkan oleh Israel dan Amerika Serikat. Sistem ini dirancang untuk mengintersepsi
rudal balistik, pesawat tempur, dan drone jarak jauh, yang tidak dapat dijangkau oleh sistem Iron Dome yang lebih terkenal dan digunakan untuk jarak dekat.
David’s Sling mulai operasional pada tahun 2017 dan merupakan bagian dari lapisan sistem pertahanan udara Israel yang terdiri dari:
-
Iron Dome untuk rudal jarak pendek,
-
David’s Sling untuk jarak menengah,
-
Arrow 2 dan Arrow 3 untuk ancaman jarak jauh dan luar atmosfer.
Nama “Ketapel Nabi Daud” diambil dari kisah dalam Alkitab dan juga diakui sebagai simbol kemenangan teknologi
atas ancaman nyata, layaknya Daud yang mengalahkan Goliat hanya dengan ketapel.
Bagaimana Cara Kerjanya?
Sistem David’s Sling menggunakan interceptor bernama Stunner Missile, yang memiliki kecepatan tinggi dan
kemampuan manuver sangat baik. Rudal ini tidak membawa bahan peledak
melainkan bekerja berdasarkan hit-to-kill, yaitu menghancurkan target dengan tabrakan langsung.
Sistem radar mutakhir EL/M-2084 dan pusat kontrol tempur MMR (Multi-Mission Radar) memungkinkan deteksi dini serta
pelacakan cepat terhadap rudal masuk. Dalam hitungan detik, sistem dapat menganalisis lintasan
menentukan potensi ancaman, dan meluncurkan rudal intersepsi untuk menghancurkan target di udara sebelum memasuki wilayah pemukiman.
Dalam serangan terbaru dari Iran, sistem ini dilaporkan mampu melumpuhkan beberapa rudal balistik dan drone bersenjata
mencegah kerusakan besar dan jatuhnya korban jiwa di wilayah Israel tengah dan utara.
Efektivitas di Tengah Konflik
Keberhasilan David’s Sling dalam menghadapi rudal Iran menunjukkan bahwa sistem ini bukan hanya andalan dalam latihan
tetapi sangat efektif dalam kondisi perang sesungguhnya. Beberapa analis militer bahkan menyebut bahwa
sistem ini kini menjadi salah satu sistem pertahanan udara paling efektif di dunia, mengingat tingkat akurasi dan kecepatannya dalam merespons serangan.
Israel sendiri menganggap serangan rudal dari Iran sebagai ujian nyata terhadap kekuatan pertahanan nasional. Dalam pernyataan resminya
militer Israel menyatakan bahwa semua sistem pertahanan udara, termasuk David’s Sling, siap siaga dalam waktu 24 jam dan dapat menanggapi ancaman lintas batas dengan cepat dan presisi.
Reaksi Dunia Internasional
Negara-negara sekutu Israel, termasuk Amerika Serikat dan beberapa anggota NATO, menyambut baik keberhasilan ini
sebagai bukti penting dari pentingnya sistem pertahanan berlapis. Bahkan, beberapa negara di Asia dan Eropa
kini disebut mulai mempertimbangkan untuk mengadopsi teknologi serupa atau menjalin kerja sama pengembangan sistem pertahanan dengan Israel.
Di sisi lain, Iran belum memberikan tanggapan langsung atas kegagalan rudalnya mencapai target
namun ketegangan di kawasan diprediksi masih akan berlangsung, dengan kemungkinan eskalasi lebih lanjut jika tidak ada langkah diplomasi konkret.
Sistem Pertahanan Udara dan Masa Depan Perang Modern
Keberhasilan Ketapel Nabi Daud menangkis rudal Iran bukan hanya kemenangan teknis, tetapi
juga menandai pergeseran paradigma dalam perang modern. Di era saat ini, kekuatan bukan hanya diukur
dari jumlah pasukan atau persenjataan, tetapi juga dari kecanggihan sistem pertahanan dan kecepatan respon terhadap ancaman.
Teknologi seperti David’s Sling memungkinkan negara mempertahankan diri tanpa harus melakukan serangan balik skala besar.
Ini memberikan ruang bagi pendekatan diplomasi, meskipun tetap harus dibarengi dengan kesiapan militer sebagai bentuk deterrence.
Baca juga:Kemenkeu Kini Salurkan Langsung Tunjangan Guru ASND, Realisasi Per Juni Tembus Rp 16 Triliun
Kesimpulan
Sistem “Ketapel Nabi Daud” atau David’s Sling telah membuktikan diri sebagai komponen vital dalam pertahanan Israel
di tengah serangan rudal dari Iran. Dengan teknologi radar canggih, rudal intersepsi presisi tinggi, dan integrasi cepat dengan sistem
pertahanan lainnya, Israel menunjukkan bahwa kekuatan militer masa depan terletak pada kemampuan bertahan dan mendeteksi ancaman lebih dini.
Di tengah dinamika geopolitik yang terus berubah, kehadiran sistem pertahanan seperti ini bukan
hanya soal keamanan, tetapi juga menjadi pesan bahwa teknologi dan kesiapsiagaan adalah kunci utama menjaga kedaulatan negara.