Meningkat Kekerasan Geng Haiti

Meningkat Kekerasan Geng Haiti Lebih Dari 5.600 Orang Tewas

Meningkat Kekerasan Geng Haiti Lebih Dari 5.600 Orang Tewas Kekerasan geng di Haiti terus meningkat, dengan Kantor Hak Asasi
Manusia PBB melaporkan lebih dari 1.000 korban jiwa tambahan pada 2024 dibandingkan tahun sebelumnya.

Kekerasan brutal yang melanda negara tersebut telah menyebabkan ketidakstabilan, ketakutan, dan penderitaan yang meluas di antara warga sipil.

Dalam laporan terbaru, PBB menyebutkan bahwa korban jiwa sebagian besar berasal dari bentrokan antar geng serta serangan terhadap warga sipil yang tidak bersalah.

Selain angka korban tewas, ribuan orang lainnya mengalami cedera serius, penculikan, dan kehilangan tempat tinggal akibat konflik ini.

Meningkat Kekerasan Geng Haiti

Ribuan Warga Haiti Turun ke Jalan Protes Geng Kekerasan

Geng-geng tersebut kini menguasai lebih dari 80 persen ibu kota, Port-au-Prince, dan wilayah lainnya di negara tersebut.

Menurut pernyataan PBB pada Selasa (6/1), sedikitnya 5.601 orang tewas, 2.212 terluka, dan 1.494 diculik akibat kekerasan geng di Haiti tahun lalu.

Angka tersebut meningkat lebih dari 1.000 dibandingkan total korban jiwa pada 2023.

“Angka-angka itu saja tidak dapat menggambarkan kengerian absolut yang terjadi di Haiti, tetapi menunjukkan kekerasan tanpa henti yang dialami masyarakat,
” ujar Volker Turk, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia.

Haiti telah dilanda kekerasan dari geng-geng yang menguasai sebagian besar wilayah Port-au-Prince dan daerah sekitarnya.

Pada Desember 2024, geng Wharf Jeremie melakukan salah satu serangan paling mematikan tahun itu dengan membunuh setidaknya 207 orang di Cite Soleil, Port-au-Prince.

Sebagian besar korban adalah orang lanjut usia yang dituduh menggunakan voodoo untuk mencelakai anak pemimpin geng tersebut.

Menurut PBB, geng tersebut membakar, memutilasi atau membuang jasad korban ke laut.

Sejak 2022, geng Wharf Jeremie telah bersaing dengan kelompok lain untuk menguasai jalan-jalan menuju pelabuhan utama dan terminal kontainer di ibu kota.

“Upaya tambahan dari pihak berwenang, dengan dukungan komunitas internasional, diperlukan untuk menangani akar masalah ini,” tambah Turk.

Misi Dukungan Keamanan Multinasional yang disetujui PBB, dipimpin oleh polisi Kenya, memerlukan sumber daya yang memadai untuk secara efektif memerangi kekerasan geng.

Turk menekankan bahwa “memulihkan supremasi hukum harus menjadi prioritas utama.”

Ia juga menyoroti pentingnya pengawasan yang lebih kuat terhadap Kepolisian Nasional Haiti, dengan dukungan internasional, untuk memastikan para petugas bertanggung
jawab atas pelanggaran hak asasi manusia yang dilaporkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

saya bukan robot *Time limit exceeded. Please complete the captcha once again.

Back To Top