Duka di Ajang Latihan, Pesilat Tewas Usai Terkena Tendangan ke Dada
Ponorogo kembali diguncang kabar duka dari dunia pencak silat.
Seorang pesilat remaja dilaporkan meninggal dunia setelah mengikuti sesi latihan tarung yang berakhir tragis.
Insiden memilukan ini terjadi di salah satu padepokan silat yang cukup dikenal di wilayah tersebut.
Menurut kesaksian rekan-rekan korban, peristiwa itu terjadi begitu cepat dan tidak disangka-sangka akan berujung maut.

Duka di Ajang Latihan, Pesilat Tewas Usai Terkena Tendangan ke Dada
Insiden nahas itu terjadi saat sesi latihan rutin diadakan pada sore hari. Peserta yang hadir berjumlah belasan orang, termasuk pelatih dan beberapa senior.
Dalam sesi latihan tersebut, dilakukan latihan tanding antar anggota, yang bertujuan untuk mengasah teknik dan ketahanan fisik.
Korban, sebut saja M (17), adalah salah satu pesilat muda yang dikenal aktif dan penuh semangat.
Ia dipasangkan dengan rekan seumuran dalam sesi latih tanding. Latihan berlangsung seperti biasa hingga tiba giliran M untuk masuk ke gelanggang.
Dalam beberapa menit awal, pertarungan berjalan normal.
Namun, salah satu tendangan dari lawan latihannya mengenai dada M secara langsung.
Tendangan tersebut dinilai cukup keras dan membuat korban terjatuh.
Awalnya, pelatih dan rekan-rekan mengira M hanya kelelahan atau sekadar terkena pukulan biasa.
Namun, beberapa saat kemudian, tubuh M tampak lemas dan ia tidak merespons panggilan.
Usaha Pertolongan
Melihat kondisi korban yang memburuk, pelatih segera meminta bantuan dan membawa korban ke fasilitas medis terdekat.
Sayangnya, nyawa M tidak tertolong. Dokter menyatakan bahwa korban telah meninggal dunia sebelum sempat mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Informasi awal dari pihak medis menyebutkan bahwa korban mengalami cedera serius di bagian dada yang berpengaruh pada organ vital.
Meski penyebab pasti kematian masih dalam penyelidikan, dugaan kuat mengarah pada trauma benturan akibat tendangan tersebut.
Kesaksian Rekan dan Pelatih
Salah satu saksi mata yang juga merupakan rekan korban menyatakan bahwa tendangan yang mengenai dada korban tampak keras, namun tidak disengaja.
Itu bukan karena emosi atau sengaja ingin menyakiti. Kami semua tahu ini hanya latihan biasa. Tapi mungkin posisinya pas di dada dan keras,” ujarnya.
Pelatih pun memberikan keterangan serupa. Ia menyebut bahwa sesi latihan tersebut telah dilakukan sesuai prosedur standar dan semua peserta mengenakan pelindung. “Kami selalu mengingatkan untuk berhati-hati dan saling menjaga.
Tapi musibah bisa terjadi kapan saja, ini benar-benar di luar dugaan,” katanya dengan nada sedih.
Reaksi Keluarga
Keluarga korban sangat terpukul atas kejadian ini. Ayah korban mengungkapkan bahwa anaknya sangat mencintai dunia pencak silat dan bercita-cita menjadi atlet profesional. Ia bahkan baru saja meraih medali perunggu dalam ajang kejuaraan antar perguruan beberapa bulan lalu.
“Anak saya sangat mencintai silat, bahkan sering latihan mandiri di rumah.
Kami tidak menyangka semua berakhir seperti ini,” ujar sang ayah saat ditemui di rumah duka.
Pihak keluarga menyatakan tidak akan menempuh jalur hukum terhadap pihak perguruan.
Mereka menganggap insiden ini sebagai musibah yang tidak bisa diprediksi. Meski begitu, mereka berharap ke depan tidak ada lagi kejadian serupa yang merenggut nyawa anak muda saat berlatih.
Tanggapan dari IPSI Ponorogo
Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) cabang Ponorogo turut memberikan pernyataan atas insiden ini.
Ketua IPSI Ponorogo menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban.
“Kami sangat berduka dan menyayangkan peristiwa ini. Dunia pencak silat kehilangan salah satu calon atlet muda berbakat.
Kami akan melakukan evaluasi bersama seluruh perguruan untuk meningkatkan keamanan dalam sesi latihan,” ujarnya.
Pihak IPSI juga akan membentuk tim kecil untuk menyelidiki lebih jauh tentang prosedur latihan di perguruan tersebut.
Mereka ingin memastikan apakah semua protokol keselamatan sudah dijalankan dengan benar, termasuk penggunaan alat pelindung dan pengawasan pelatih selama latihan.
Perlunya Standar Keamanan Ketat
Peristiwa ini menjadi tamparan bagi dunia olahraga bela diri, khususnya pencak silat.
Latihan yang seharusnya membentuk karakter dan kekuatan justru bisa berujung petaka jika aspek keamanan tidak diutamakan.
Beberapa pelatih silat dari daerah lain menyarankan agar setiap sesi latihan intensif
terutama latihan tanding, wajib didampingi oleh tenaga medis atau minimal pertolongan pertama. Selain itu, penggunaan pelindung tubuh seperti rompi dada, pelindung kepala, dan pelindung tangan harus dipastikan sesuai standar.
“Salah satu tantangan di perguruan kecil adalah keterbatasan alat dan tenaga pendukung Tapi itu tidak boleh jadi alasan.
Nyawa peserta lebih penting dari apa pun,” kata seorang pelatih senior dari Madiun.
Mengenang Korban
M dikenal sebagai remaja yang sopan, rajin, dan berprestasi. Di sekolah, ia aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler dan sering mewakili dalam berbagai lomba. Teman-teman sekolah dan guru turut memberikan penghormatan terakhir dengan mengunjungi rumah duka dan menyampaikan bela sungkawa.
Bahkan beberapa warganet turut membagikan kisah M di media sosial. Banyak yang merasa kehilangan dan memberikan doa serta harapan agar peristiwa ini menjadi pelajaran bersama. “Semoga Allah menerima amal ibadahnya. Dan semoga dunia silat kita lebih aman ke depannya,” tulis salah satu akun.
Baca juga:Dampak Aksi Jaksa Febrow yang Terus Dirasakan SAD
Penutup
Duka mendalam menyelimuti dunia pencak silat Indonesia, khususnya di Ponorogo.
Peristiwa meninggalnya seorang pesilat muda saat latihan bukan hanya mengundang simpati, tetapi juga menjadi momentum penting untuk introspeksi.
Sudah saatnya semua pihak—baik pelatih, perguruan, maupun organisasi pencak silat—mengambil langkah tegas untuk meninjau ulang protokol keselamatan dalam latihan. Tidak cukup hanya mengandalkan pengalaman atau niat baik.
Standar keamanan harus dikedepankan agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
Karena pada akhirnya, pencak silat bukan hanya tentang kekuatan dan teknik, tetapi juga menjunjung tinggi nilai-nilai keselamatan, persaudaraan, dan kemanusiaan.