Pidato Kenegaraan Pertama Trump AS Alami Kebangkitan Besar di hadapan Sidang Gabungan Kongres AS pada Selasa malam waktu setempat atau Rabu (5/3/2025) pagi WIB. Dalam pidato tersebut, Trump menegaskan bahwa Amerika Serikat sedang mengalami kebangkitan besar yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Trump tiba di Gedung Capitol dan disambut oleh anggota Kongres dari Partai Republik dan Partai Demokrat. Kehadirannya menjadi sorotan utama dalam dunia politik, mengingat kebijakan-kebijakan kontroversial yang telah diambil sejak ia kembali menjabat sebagai presiden.
Dalam pidatonya, Trump menguraikan visi dan strategi politik serta ekonomi yang akan diusung pemerintahannya dalam beberapa bulan ke depan. Ia menekankan pentingnya pertumbuhan ekonomi, kemandirian energi, dan kebijakan luar negeri yang lebih agresif guna memperkuat posisi Amerika Serikat di panggung global.
Pidato Kenegaraan Pertama Trump AS
Pidato kenegaraan disampaikan Trump di tengah situasi politik yang penuh gejolak. Sejak kembali menjabat, Trump telah mengambil langkah-langkah kontroversial, termasuk pembubaran beberapa lembaga pemerintah federal, kebijakan luar negeri yang menimbulkan ketegangan dengan sekutu, serta kebijakan perdagangan yang semakin meningkatkan ketidakpastian ekonomi.
Salah satu kebijakan yang menjadi perhatian adalah pendekatan keras terhadap hubungan dagang dengan beberapa negara besar. Trump berulang kali menyatakan bahwa kebijakan proteksionisme yang diterapkannya bertujuan untuk melindungi industri dalam negeri dan menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan bagi rakyat Amerika. Namun, kebijakan ini juga menuai kritik, terutama dari kalangan ekonom dan pelaku bisnis yang khawatir akan dampak negatifnya terhadap perdagangan global.
Selain itu, hubungan Amerika Serikat dengan Ukraina turut menjadi perhatian. Beberapa hari sebelum pidato kenegaraan ini, Trump mengadakan pertemuan dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, di Oval Office Gedung Putih. Pertemuan tersebut, yang awalnya bertujuan untuk memperkuat kerja sama bilateral, justru memicu ketegangan lebih lanjut di tengah dinamika geopolitik yang semakin kompleks.
Meskipun demikian, Trump tetap menyampaikan optimisme dalam pidatonya. Ia menegaskan bahwa Amerika Serikat telah memasuki era kebangkitan baru dan bahwa kepercayaan diri bangsa telah kembali.
“Saya kembali ke tempat ini malam ini untuk melaporkan bahwa momentum Amerika telah kembali, semangat kita telah kembali, harga diri kita telah kembali, kepercayaan diri kita telah kembali, dan impian Amerika kini melesat lebih tinggi dan lebih kuat dari sebelumnya,” ujar Trump dalam pidatonya, sebagaimana disiarkan langsung oleh kanal YouTube The Associated Press (AP).
Yakinkan AS Kebangkitan Besar
Ia juga menegaskan bahwa impian Amerika tidak bisa dihentikan dan bahwa negara tersebut sedang berada di ambang kebangkitan luar biasa.
“Pemilihan presiden pada 5 November lalu merupakan mandat yang belum pernah terlihat selama beberapa dekade. Kami meraih kemenangan dengan suara terbanyak dalam sejarah, dan Partai Republik kembali berjaya,” lanjutnya.
Trump juga menyinggung berbagai pencapaian yang telah diraih sejak ia kembali menjabat, termasuk pertumbuhan ekonomi yang meningkat, kebijakan pajak yang diklaimnya lebih menguntungkan masyarakat, serta investasi besar-besaran dalam sektor infrastruktur dan pertahanan.
Di sektor energi, Trump menegaskan komitmennya untuk menjadikan Amerika Serikat sebagai negara yang sepenuhnya mandiri secara energi. Ia menyoroti peningkatan produksi minyak dan gas alam domestik sebagai langkah untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor energi dari negara lain.
Dalam hal kebijakan luar negeri, Trump menegaskan sikap kerasnya terhadap negara-negara yang menurutnya tidak menghormati Amerika Serikat. Ia menyatakan bahwa di bawah kepemimpinannya, Amerika akan lebih tegas dalam melindungi kepentingan nasionalnya dan tidak akan ragu untuk mengambil tindakan jika ada negara yang mencoba melemahkan posisi Amerika di dunia.