China Tegas Dukung Multilateralisme Dan Peran WTO Lebih Besar terus mendukung peran Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) sebagai penopang utama sistem perdagangan internasional yang adil, terbuka, dan berbasis aturan. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Wakil Perdana Menteri Tiongkok, He Lifeng, dalam pertemuannya dengan Direktur Jenderal WTO, Ngozi Okonjo-Iweala, pada Minggu (11/5/2025).
Dalam pertemuan bilateral yang berlangsung di Beijing, He menyatakan bahwa Tiongkok akan terus mendukung penguatan peran WTO sebagai lembaga yang mampu menjaga kestabilan sistem perdagangan global, sekaligus memainkan fungsi strategis dalam menanggapi tantangan-tantangan ekonomi dan geopolitik yang saat ini dihadapi oleh komunitas internasional.
He Lifeng menekankan bahwa sistem perdagangan multilateral yang dipimpin oleh WTO merupakan fondasi penting dari arsitektur perdagangan global yang saat ini berlaku. Ia menggarisbawahi pentingnya menjaga kelangsungan sistem ini demi terciptanya kepastian hukum dan prediktabilitas dalam aktivitas ekonomi lintas batas negara.
China Tegas Dukung Multilateralisme Dan Peran WTO
“Sistem perdagangan multilateral dengan WTO sebagai pusatnya telah menjadi pilar utama dalam menjaga ketertiban ekonomi global. Kami percaya bahwa penegakan prinsip-prinsip multilateral dan perlindungan terhadap perdagangan bebas adalah kunci untuk menciptakan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan,” ujar He dalam pernyataan resminya.
Menurutnya, setiap negara anggota perlu menanggapi perbedaan pandangan dan sengketa perdagangan melalui jalur dialog konstruktif berdasarkan prinsip kesetaraan dan saling menghormati dalam kerangka kerja WTO. Hal ini dipandang sebagai pendekatan yang paling efektif untuk mencegah eskalasi konflik dagang dan menciptakan lingkungan perdagangan yang stabil serta terbuka.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil PM He juga menyampaikan kesiapan negaranya untuk ambil bagian secara aktif dalam proses reformasi internal WTO yang tengah berlangsung. Reformasi ini dipandang penting untuk meningkatkan efektivitas dan legitimasi organisasi tersebut dalam menghadapi realitas baru dunia perdagangan global yang semakin kompleks.
“China akan terus berpartisipasi secara komprehensif dalam proses reformasi WTO dan senantiasa mendorong agar hasil reformasi dapat melindungi hak serta kepentingan sah negara-negara berkembang, yang merupakan bagian besar dari keanggotaan organisasi ini,” tegasnya.
He menambahkan bahwa China mendorong transformasi WTO agar tetap relevan dan adaptif terhadap tantangan era digitalisasi, perkembangan ekonomi hijau, serta disrupsi rantai pasokan global akibat ketegangan geopolitik dan krisis iklim.
Penjelasan tentang Hubungan Dagang China-Amerika Serikat
Sebagai pejabat tinggi yang juga memimpin urusan kerja sama ekonomi dan perdagangan antara Tiongkok dan Amerika Serikat, He Lifeng turut memaparkan perkembangan terkini mengenai pertemuan tingkat tinggi ekonomi dan perdagangan bilateral antara kedua negara yang diselenggarakan akhir pekan lalu di Jenewa, Swiss.
Menurut He, dialog tersebut merupakan langkah positif dalam membangun komunikasi strategis antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia, dengan harapan dapat menciptakan landasan kerja sama yang lebih konstruktif dan stabil di masa mendatang. Ia menyebut bahwa keterlibatan aktif China dalam forum-forum multilateral dan bilateral adalah wujud nyata dari komitmen negara tersebut untuk menjaga keterbukaan dan inklusivitas dalam hubungan perdagangan internasional.
Menanggapi pernyataan dan komitmen dari pihak Tiongkok, Direktur Jenderal WTO, Ngozi Okonjo-Iweala, menyampaikan apresiasinya atas dukungan berkelanjutan yang diberikan oleh pemerintah China terhadap mandat WTO. Ia menyebut bahwa kolaborasi antaranggota sangat diperlukan untuk menjaga keberlangsungan sistem perdagangan multilateral yang selama ini menjadi penopang utama ekonomi dunia.
Okonjo-Iweala mengakui bahwa saat ini dunia menghadapi tantangan yang sangat berat di sektor perdagangan, mulai dari gejolak geopolitik, krisis iklim, ketimpangan pembangunan, hingga meningkatnya proteksionisme di sejumlah negara. Oleh karena itu, menurutnya, penguatan institusi multilateral seperti WTO menjadi hal yang semakin krusial.
Penutup: Peran Strategis China di Kancah Perdagangan Global
“Kita semua menyadari bahwa sistem perdagangan global saat ini sedang berada dalam tekanan yang signifikan. Oleh sebab itu, seluruh anggota harus bekerja sama untuk mempertahankan keterbukaan, meningkatkan efisiensi, dan memperkuat tata kelola perdagangan internasional yang berbasis pada aturan,” ujarnya.
Okonjo-Iweala juga menekankan pentingnya peran WTO dalam memperkuat inklusi ekonomi, terutama bagi negara-negara berkembang dan kurang berkembang yang membutuhkan dukungan untuk meningkatkan kapasitas perdagangan mereka. Ia mengajak seluruh anggota untuk menjadikan WTO sebagai motor penggerak menuju pembangunan ekonomi global yang lebih adil, seimbang, dan berkelanjutan.
Pertemuan antara He Lifeng dan Ngozi Okonjo-Iweala menjadi momen penting yang menunjukkan konsistensi posisi China dalam mendukung tatanan perdagangan dunia yang terbuka dan inklusif. Di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan dan ketidakpastian ekonomi global, peran China sebagai salah satu aktor utama dalam perdagangan internasional dinilai akan sangat menentukan arah masa depan WTO.
Dukungan terhadap reformasi WTO, partisipasi aktif dalam dialog multilateral, serta keterlibatan dalam penyelesaian sengketa perdagangan secara damai menunjukkan bahwa China berupaya memainkan peran sebagai jembatan bagi berbagai kepentingan global. Hal ini sekaligus memperkuat pesan bahwa kerja sama internasional masih menjadi kunci utama untuk menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks dan saling bergantung.
Baca Juga : Anomali Cuaca Timur Tengah: Banjir Dikota Tua Tewaskan 2 Orang