BNPT Pengembangan Kajian Terorisme

BNPT Pengembangan Kajian Terorisme Aspek Krusial Kesiapsiaga

BNPT Pengembangan Kajian Terorisme Aspek Krusial Kesiapsiaga Komisaris Jenderal Polisi Eddy Hartono, menegaskan bahwa pengembangan kajian tentang terorisme memegang peran yang sangat vital dalam mendukung kesiapsiagaan nasional.

Pernyataan tersebut disampaikan saat Komjen Pol. Eddy menghadiri kegiatan bedah buku yang berlangsung di Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG), Universitas Indonesia (UI), Jakarta, pada Senin (5/5). Dalam forum ilmiah tersebut, ia menekankan pentingnya studi tentang terorisme sebagai sarana untuk membangun wawasan dan memperluas pemahaman masyarakat dalam menghadapi tantangan-tantangan keamanan di masa mendatang.

“Kajian-kajian seperti ini diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan efektivitas penanggulangan terorisme di tanah air. Harapannya, melalui sinergi berbagai pihak, Indonesia dapat merealisasikan visi besar menuju Indonesia Emas 2045,” ujar Komjen Pol. Eddy.

BNPT Pengembangan Kajian Terorisme Aspek Krusial

Kepala BNPT Sebut Pengembangan Kajian Terorisme Merupakan Aspek Penting Kesiapsiagaan Nasional - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme

Sebagai lembaga yang memiliki mandat penanggulangan terorisme, BNPT menjalankan fungsinya melalui berbagai langkah strategis. Di antaranya, pemberdayaan masyarakat, peningkatan kapasitas aparatur, perlindungan terhadap objek vital nasional, serta penyusunan kajian dan pemetaan terhadap wilayah-wilayah yang terindikasi rawan terhadap potensi radikalisme dan aksi teror.

Dalam konteks tersebut, kegiatan bedah buku bertajuk “JI The Untold Story: Perjalanan Kisah Jemaah Islamiyah”, yang terselenggara atas kerja sama UI dengan Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri, dinilai sebagai salah satu bentuk konkret dari strategi pencegahan yang berbasis pada peningkatan literasi publik.

Komjen Pol. Eddy memberikan apresiasi atas inisiatif kegiatan tersebut, yang menurutnya merupakan bagian integral dari upaya penguatan kesiapsiagaan nasional terhadap bahaya laten terorisme. Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara kalangan akademisi, aparat keamanan, dan masyarakat luas untuk membangun pemahaman kolektif tentang bahaya ideologi kekerasan.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Direktur Keuangan, Sumber Daya, dan Kerja Sama SKSG UI, Maureen Pomsar Lumban Toruan, menyampaikan harapan bahwa kegiatan seperti ini dapat menjadi wadah strategis untuk mempertemukan pengetahuan akademik, pengalaman lapangan, serta harapan akan masa depan yang aman, damai, dan inklusif.

“Kegiatan ini bukan semata-mata forum akademis, namun juga sebagai ruang refleksi bersama, bagaimana bangsa ini dapat belajar dari masa lalunya untuk merancang masa depan yang lebih sejahtera dan berkeadilan,” ujar Maureen.

Lebih lanjut, Kepala Densus 88 Anti Teror Polri, Inspektur Jenderal Polisi Sentot Prasetyo, yang juga merupakan penulis buku “JI The Untold Story”, mengungkapkan bahwa penerbitan buku tersebut dimaksudkan sebagai upaya dokumentasi dan edukasi yang bersifat publik.

Aspek Krusial Kesiapsiagaan

Menurut Irjen Pol. Sentot, buku ini memuat berbagai fakta lapangan yang dihimpun dari pengalaman langsung aparat dalam menangani jaringan terorisme Jemaah Islamiyah (JI). Ia berharap buku tersebut dapat menjadi referensi yang berharga, khususnya bagi kalangan akademisi, mahasiswa, serta masyarakat umum yang memiliki perhatian terhadap isu keamanan dan radikalisme.

GENJOT REFORMASI BIROKRASI, BNPT SUSUN RENCANA AKSI 2022 - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme

“Harapan kami, buku ini dapat memperkaya perspektif masyarakat dalam memahami pola gerakan terorisme, serta mendorong keterlibatan aktif dalam menjaga stabilitas nasional,” ujarnya.

Buku “JI The Untold Story” sendiri merupakan hasil kolaborasi antara praktisi keamanan dan akademisi. Di dalamnya, pembaca diajak menelusuri sejarah dan dinamika jaringan Jemaah Islamiyah yang pernah menjadi aktor utama dalam serangkaian aksi teror di Indonesia.

Isi buku tidak hanya memaparkan data dan fakta, tetapi juga analisis mendalam tentang transformasi gerakan tersebut dari masa ke masa. Tujuannya adalah membekali pembaca dengan pemahaman yang komprehensif, sehingga mampu mengidentifikasi dan menangkal paham-paham radikal di lingkungannya masing-masing.

Kegiatan bedah buku ini merupakan bagian dari upaya lebih luas BNPT dan Densus 88 dalam mengarusutamakan pendekatan soft power dalam menanggulangi terorisme. Melalui pendekatan edukatif, mereka berharap dapat membentuk opini publik yang kritis sekaligus waspada terhadap bahaya penyebaran ideologi kekerasan.

Selain itu, kegiatan tersebut turut menjadi momentum penting untuk mempererat sinergi antara institusi penegak hukum dan lembaga pendidikan tinggi dalam menghadirkan kebijakan berbasis ilmu pengetahuan dan riset.

Baca Juga : Profil Brando Susanto Anggota DPRD Jakarta yang Meninggal Saat Halalbihalal PDI-P

Dengan menghadirkan berbagai elemen masyarakat dalam diskusi publik semacam ini, BNPT berharap akan tercipta budaya kewaspadaan kolektif yang kuat di tengah masyarakat, sebagai benteng awal dalam mencegah tumbuhnya benih-benih radikalisme.

Sebagai penutup, Komjen Pol. Eddy kembali menegaskan komitmen BNPT untuk terus menjalin kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, baik di tingkat nasional maupun daerah, guna mewujudkan Indonesia yang aman, damai, dan bebas dari ancaman terorisme. Ia juga menyampaikan penghargaan kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya kegiatan tersebut dan berharap agar kolaborasi ini terus berlanjut di masa mendatang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

saya bukan robot *Time limit exceeded. Please complete the captcha once again.

Back To Top